Baca Juga
Meski luput dalam perhatian, sejatinya di tahun 2014 ada peristiwa penting terkait eksistensi jet tempur Sukhoi Su-30 di Asia Tenggara. Pasalnya di tahun itu, Indonesia dan Malaysia sama-sama telah menguji penembakkan rudal udara ke permukaan. Indonesia pengguna Sukhoi Su-30MK2, sementara Malaysia pengguna Su-30MKM. Walau dari aspek spesifikasi Su-30MKM lebih unggul, namun bekal sistem senjata diantara keduanya adalah sama.
Karena platform yang sama, tak bisa dipungkiri bila kelengkapan senjata antara Sukhoi Su-30 milik Indonesia, Malaysia, dan Vietnam punya jenis yang tak berbeda. Bicara tentang rudal udara ke udara, maka di ketiga negara bisa ditemui rudal R-73 dan R-77. Sementara di segmen rudal udara ke permukaan, ketiga negara ASEAN ini juga mengadopsi Kh-29TE, Kh-31A/P dan Kh-59ME. Malah diantara ketiga negara pengguna Su-30, Indonesia adalah yang paling lambat mendapat update pengadaan rudal.
Persisnya setelah Sukhoi Su-27/Su-30 mulai dilengkapi dengan senjata berupa rudal pada medio 2012 – 2013, maka sudah selayaknya alutsista yang bernilai tinggi ini untuk dijajal keampuhannya. Berdasarkan sumber yang kami peroleh, pada Latihan Puncak Angkasa Yudha 2014 di sekitaran November 2014 telah dilangsungkan uji tembak rudal Kh-29TE. Sebagai sasaran (lesan) adalah struktur di permukaan dengan bentang 5×5 meter. Rudal Kh-29TE yang berpemandu TV (dalam kode NATO disebut AS-14 Kedge) memang berhasil meluncur dari sayap Su-30MK2, namun sayangnya rudal meleset tidak mengenai sasaran.
Rudal Kh-31
Baik Indonesia dan Malaysia sejauh ini diketahui mengadopsi jenis Kh-31A (anti ship missile) dan Kh-31P (anti radiation missile). Dan untuk pertama kalinya di Asia Tenggara, rudal yang dalam kode NATO disebut AS-17 Krypton ini dilepaskan oleh AU Malaysia (Royal Malaysia Air Force/RMAF) dengan mengambil lokasi penembakkan di kawasan Perairan Sabah yang dekat Laut Cina Selatan.
Tidak tanggung-tanggung, dalam uji coba yang berlangsung di September 2014, dua jenis rudal diuji cobakan, yakni Kh-31A dan Kh-31P. Kedua rudal dilepaskan dari satu jet tempur. Dan dibawah pantauan helikopter Super Lynx AL Malaysia, kedua rudal dilaporkan suskses menggasak target statis di tengah laut. Uji tembak rudal Kh-31 A/P berlangsung sebagai bagian dari latihan Angsa 9/2014, yang dalam babak latihan juga ditembakkan rudal Sea Skua dan rudal anti kapal MM40 Exocet dari kapal perang.
Kecepatan luncur rudal ini memang spektakuler, yakni antara 2.160 sampai 2.520 km per jam, atau setara 2.5 mach. Untuk mendapatkan kecepatan yang sangat tinggi, rudal Rudal Kh-31P didorong oleh 5 roket booster dan ramjet yang dipadukan dalam dual roket pendorong. Bentuknya mirip wahana antariksa Rusia, karena memang didisain oleh biro disain Soyuz di Turayevo dan diproduksi Tactical Missile Corporation.
Saat meluncur, tahap awal rudal ini berakselerasi dengan mesin roket untuk mendapatkan kecepatan 1,8 Mach. Setelah itu mesin pendorong pertama dilepas untuk digantikan 4 mesin jet pendorong, demi mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan tinggi rudal ini berguna untuk mengurangi resiko tertembak, karena harus menerobos sistem pertahanan musuh untuk menghancurkan radar penjejak (air search radars) dan fire control radar.
Kh-31P memiliki panjang 5,2 meter dengan berat 600 kg dan mampu menembak sasaran sejauh 110 km. Karena rudal ini ditugaskan untuk menghancurkan radar musuh, dia tidak dibebani hulu ledak besar, melainkan hanya 90 Kg (Blast Frag).
Merujuk ke informasi dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), RMAF telah membeli 150 unit Kh-31A/P. Paket rudal ini sudah diterima Malaysia pada tahun 2009 untuk melengkapi 18 unit Su-30MKM. Bagaimana dengan Kh-31 di TNI AU? Mengutip sumber dari Janes.com (30/12/2015), TNI AU telah mendapat persetujuan untuk menerima Kh-31 A/P dengan nilai US$24 juta. Jika harga per unit Kh-31 ditaksir US$550 ribu, maka populasi Kh-31 A/P di Indonesia diperkirakan ada 43 unit.
Di akhir bulan ini, tepatnya 29 September 2016 akan dilangsungkan latihan Puncak Angkasa Yudha 2016. Latihan yang akan digelar di Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, bakal melibatkan 48 unit pesawat tempur, di dalamya termasuk ada F-16 Fighting Falcon dan Sukhoi Su-27/Su-30. Sejauh ini baru terdengar rencana penembakkan rudal hanud MANPADS QW-3 oleh Paskhas, tapi bukan tak mungkin bila nanti ada kejutan penembakan rudal udara ke permukaan.