Baca Juga
Pemerintah India, Jumat (23/9/2016), menandatangani kesepakatan dengan perusahaan dirgantara Perancis Dassault untuk membeli 36 unit jet tempur Rafale. Menteri pertahanan India Manohar Parrikar dan rekannya Menhan Perancis Jean-Yves le Drian meneken kesepakatan itu dalam sebuah upacara di New Delhi sekaligus mengakhiri perundingan alot kedua negara.
Tahun lalu, PM Modi berkunjung ke Paris dan secara prinsip India sepakat untuk membeli jet-jet Perancis itu sebagai bagian untuk memperbarui angkatan udara yang mengandalkan pesawat dari masa kejayaan Uni Soviet.
Ini adalah pembelian pesawat tempur terbesar India dalam dua dekade terakhir yang sekaligus sebagai upaya Perdana Menteri Narendra Modi memperkuat armada tempurnya yang sudah menua.
Para pakar pertahanan mengatakan kedatangan 36 jet Rafale itu akan menambah kekuatan AU India di saat negeri itu berupaya memperbarui armada MiG-21 buatan Rusia yang menua.
Pesawat buatan Rusia itu kerap dijuluki "peti mati terbang" lantaran catatan keselamatannya yang sangat buruk. Pemerintah India pertama kali membeli MiG-21 buatan Rusia pada tahun 1961, setelah itu India memiliki total 872 MiG-21 sebagai tulang punggung armada IAF.
Menurut data dari badan Sertifikasi kelayakan udara dari Aviation Agency Federal AS, tingkat kematian para pilot MiG-21 IAF adalah sekitar 45-49 persen. Yang artinya seorang pilot MiG-21 India memiliki peluang hidup 50 berbanding 50 ketika mengoperasikan pesawat tersebut.
Bayangkan saja dalam kurun waktu 3 tahun, yaitu antara tahun 1997 hingga tahun 2000, sekitar 55 pesawat tempur MiG-21 IAF jatuh dan menewaskan 21 pilotnya.
Laporan terakhir menyebutkan, sebuah pesawat tempur MiG-21 India jatuh di Rajasthan pada tanggal 10 september 2016, beruntung kedua pilot pesawat tersebut dilaporkan selamat dengan melontarkan diri dengan kursi ejeksi. menyusul kemudian kecelakaan yang terjadi di bandara Srinagar pada tanggal 20 september 2016, meskipun pilot dinyatakan selamat, namun kecelakaan tersebut menghancurkan landasan pacu bandara dan mengakibatkan seluruh aktifitas penerbangan di bandara terhenti.
Dari data yang dilansir dari Kementerian Pertahanan India, dari 872 pesawat MiG-21 yang dioperasikan AU India, diperkirakan lebih dari setengahnya mengalami total lost dalam kecelakaan dan menewaskan 171 pilot, 8 kru darat dan 39 warga sipil.
Ternyata didunia ini masih ada juga pesawat yang lebih menakutkan dari pesawat Hercules TNI AU. hehehe...
Menurut data dari badan Sertifikasi kelayakan udara dari Aviation Agency Federal AS, tingkat kematian para pilot MiG-21 IAF adalah sekitar 45-49 persen. Yang artinya seorang pilot MiG-21 India memiliki peluang hidup 50 berbanding 50 ketika mengoperasikan pesawat tersebut.
Bayangkan saja dalam kurun waktu 3 tahun, yaitu antara tahun 1997 hingga tahun 2000, sekitar 55 pesawat tempur MiG-21 IAF jatuh dan menewaskan 21 pilotnya.
Laporan terakhir menyebutkan, sebuah pesawat tempur MiG-21 India jatuh di Rajasthan pada tanggal 10 september 2016, beruntung kedua pilot pesawat tersebut dilaporkan selamat dengan melontarkan diri dengan kursi ejeksi. menyusul kemudian kecelakaan yang terjadi di bandara Srinagar pada tanggal 20 september 2016, meskipun pilot dinyatakan selamat, namun kecelakaan tersebut menghancurkan landasan pacu bandara dan mengakibatkan seluruh aktifitas penerbangan di bandara terhenti.
Dari data yang dilansir dari Kementerian Pertahanan India, dari 872 pesawat MiG-21 yang dioperasikan AU India, diperkirakan lebih dari setengahnya mengalami total lost dalam kecelakaan dan menewaskan 171 pilot, 8 kru darat dan 39 warga sipil.
Ternyata didunia ini masih ada juga pesawat yang lebih menakutkan dari pesawat Hercules TNI AU. hehehe...