Baca Juga
Perang Vietnam adalah perang yang tak akan terlupakan oleh US Military. Bahkan banyak film-film terkenal yang menceritakan tentang perang antara Amerika dan Vietnam Utara tersebut. Salah satunya adalah Rambo, yang merupakan tokoh fiktif eks-tentara pada perang Vietnam.
Operation Rolling Thunder adalah salah satu operasi udara yang dilancarkan oleh US Military pada perang Vietnam. Operasi ini dimaksudkan untuk mengacaukan orang-orang Vietnam Utara dan melemahkan pemerintahan Vietnam Utara. Dan kedua target Operasi Rolling Thunder ini gagal. Bagaimana jalannya operasi ini? berikut sepenggal kisahnya.
Operation Rolling Thunder adalah salah satu operasi pengeboman skala besar yang dilancarkan selama perang Vietnam. Operasi ini merupakan demonstrasi supremasi total dari US Air Force dalam perang Vietnam. Operasi ini berlangsung dari 2 Maret 1965 sampai 2 November 1968. Operation Rolling Thunder dilaksanakan oleh USAF Far East Air Force, US Navy dan Republic of Vietnam Air Force (Vietnam Selatan).
Serangan pertama dalam Operation Rolling Thunder adalah pemboman basis AL Vietnam Utara Quang Khe oleh 19 A-1 Skyraider AU Vietnam Selatan. Pesawat yang terlibat dalam Operation Rolling Thunder bermarkas di pangkalan-pangkalan Thailand seperti Korat, Udon, Thani, dan Ubon. Pesawat yang paling sering diturunkan untuk tugas membom adalah F-105 Thunderchief, F-100 Super Sabre, F-8 Crusader dan F-4 Phantom. Untuk pesawat-pesawat US Navy, kebagian jatah untuk membom sasaran di daerah pantai seperti naval base, naval storage, dan sebagainya.
Misi pengintaian bersenjata (Armed Reconnaissance) menyumbang 75% dari total bom yang dijatuhkan selama Operation Rolling Thunder. Misi ini meningkat tajam dari hanya 2 sorti perminggu menjadi 200 sorti perminggunya pada akhir 1965. Operation Rolling Thunder berubah dari Air Operation menjadi Combat Operation pada 8 Maret 1965 saat 3.500 US Marines tiba di kota Da Nang untuk melindungi pangkalan udara.
Pada tanggal 5 April 1966, Pesawat Pengintai Amerika menemukan bahwa pihak Vietnam Utara sedang membangun baterai SAM (Surface-to-Air Missile). Pada awalnya pihak Amerika melarang untuk menyerang situs SAM tersebut karena dekat dengan perumahan sipil. Dan pada tanggal 24 Juli, sebuah pesawat Thunderchief tertembak jatuh oleh rudal SA-2 Guideline Vietnam Utara, Eagle Down!!!
Tiga hari kemudian, pihak Amerika akhirnya mengijinkan serangan untuk 2 situs rudal Vietnam Utara. Sialnya situs pertama yang diserang adalah perangkap, dimana Vietnam Utara memasang Anti-Aircraft Artillery disekitar situs tersebut. 6 Pesawat berhasil dihancurkan, 2 pilot tewas, 2 hilang, 1 ditangkap dan 1 berhasil selamatkan.
Pada 29 Juni 1966, pihak Amerika juga melaksanakan operasi serangan udara untuk menghancurkan suplai minyak mentah Vietnam Utara. Setelah pemboman ke fasilitas pengolahan minyak di Hanoi dan Haiphong, CIA melaporkan 70% stok minyak Vietnam Utara hancur. Nyatanya, pihak Hanoi menyebar seluruh stok minyak bumi ke seluruh pelosok negara dalam drum kecil berkapasitas 50 galon. Dan Vietnam Utara tidak mengalami kesulitan minyak dan terus mampu melawan serangan Amerika Serikat.
Akhirnya, amerika menurunkan jet pembom B-52 Stratofortrees ke vietnam utara dibawah naungan "Strategic Air Command" (SAC). Pilot-pilot Amerika yang berasal dari branch USAF kesulitan beradaptasi dengan misi pemboman konvensional karena mereka dilatih untuk serangan nuklir. Pilot US Navy jauh lebih siap dalam operasi pemboman konvensional. Ini terbukti dengan siapnya pembom tempur all-weather A-6 Intruder dan F-4. Lebih parahnya lagi, pilot USAF keteteran saat AU Vietnam Utara mulai mengudara dan memangsa pesawat Amerika. Pilot USAF dilatih untuk melakukan Nuclear Strike, bukan Conventional Strike. Dan sangat sedikit pelatihan tentang Air-to-air combat.
Perlawanan Vietnam Utara selama Operation Rolling Thunder berupa meriam AAA, rudal SA-2 dan fighter-fighter AU Vietnam Utara berupa 53 pesawat MiG-17 Fresco. Namun dengan inilah pilot Amerika ketakutan. Pilot Vietnam Utara mahir menggunakan kelemahan pesawatnya sebagai keunggulannya. Maka pilot MiG-17 AU VPAF (Vietnam People's Air Force) melakukan taktik hit-n-run. Selain itu, pilot MiG-17 VPAF jago memaksa pilot Amerika untuk berduel dogfight. MiG-17 dikenal sangat lincah di ketinggian rendah-menengah.
Operation Rolling Thunder berakhir tahun 1968 setelah Menhan Amerika Robert McNamara merangkul Vietnam Utara ke meja perundingan. Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengumumkan bahwa Amerika telah menjatuhkan sebanyak 864.000 ton bom selama operasi ini berlangsung, jauh lebih banyak dibandingkan Perang Korea (653.000 ton) dan Pacific Theater (503.000 ton) selama Perang Dunia Kedua. 506 Pesawat USAF, 397 Pesawat US Navy dan 19 Pesawat USMC hilang tertembak jatuh selama Operation Rolling Thunder.