Baca Juga
OV-10 Bronco adalah pesawat militer ringan berbaling-baling bermesin turboprop ganda sayap tinggi (high wing) buatan North American Rockwell sebagai pesawat serang ringan dan pesawat angkut ringan. Pesawat bermesin turboprop ini dikembangkan sebagai pesawat khusus untuk pertempuran COIN (COunter-INsurgency) atau anti-gerilya. Walaupun memiliki sayap tetap, kemampuannya mirip dengan kemampuan helikopter serbu berat yang cepat, mampu terbang jarak jauh, murah dan sangat dapat diandalkan.
OV-10 Bronco mampu terbang pada kecepatan sekitar 560 km/jam, memuat bahan peledak eksternal seberat 3 ton, dan mampu terbang tanpa henti selama 3 jam atau lebih. Pesawat ini berharga karena kemampuannya dalam mengemban berbagai misi, memuat berbagai macam senjata dan kargo, area pandang pilot yang luas, kemampuan terbang dan mendarat di landasan yang pendek, biaya operasi yang murah dan kemudahan dalam perawatan. Dalam banyak kejadian, pesawat ini mampu terbang baik hanya dengan menggunakan satu mesin.
Dari sisi sejarahnya, Bronco yang dibeli oleh TNI AU sebanyak 16 unit dan merupakan pengganti bagi pesawat tempur P-51D Mustang yang sudah grounded. Salah satu yang membuat TNI AU tertarik kepada Bronco adalah kesuksesannya saat dioperasikan dalam Perang Vietnam. Proses pembelian Bronco seperti prosedur standar langsung dilakukan di AS sekaligus melaksanakan pendidikan para awaknya di negeri Paman Sam itu.
Hampir tidak ada Operasi Keamanan dalam negeri tanpa kehadiran si Kuda Liar. Sebut saja Operasi Seroja (1976-1979), Operasi Tumpas (1977-1978), Operasi Halilintar (1979), Operasi Guruh dan Petir (1980), Operasi Kikis Kilat (1980-1981), Operasi Tuntas (1981-1982), Operasi Halau (1985-1997), Operasi Rencong Terbang (1991-1993), dan Operasi Oscar (1991-1992). Selain itu setiap tahun berlangsung latihan satuan. Penugasan Bronco ke luar negeri juga sering dilaksanakan mulai dari Elang Thainesia, Elang Malindo dan Elang Indopura.
Kesemuanya ini menjadikan para pilot OV-10 Bronco sebagai pilot yang kaya akan pengalaman.
Kini si Kuda Liar sudah menjadi jinak, seperti yang terlihat di halaman Museum Mandala Dirgantara, Yogya. Pesawat registrasi TT-1015 mewakili teman-temannya untuk dapat dilihat keperkasaan semasa masih dinas aktif. Ini merupakan pesawat OV-10F Bronco bernomor ganjil yang “selamat”. Lainnya, registrasi TT-1001, 03,05,07,09,11 dan 13 telah total lost di berbagai tempat karena latihan dan tugas.
Untuk itulah pesawat Bronco TT-1015 ini dipasang logo Skadron 3, Skadron 1, unit OV-10 dan Skadron 21. Inilah satu-satunya pesawat militer TNI AU yang paling banyak berpindah domisili, paling banyak dalam penugasan dan paling lama dioperasikan (38 tahun sejak 1976 hingga 2004).
Kesemuanya ini menjadikan para pilot OV-10 Bronco sebagai pilot yang kaya akan pengalaman.
Kini si Kuda Liar sudah menjadi jinak, seperti yang terlihat di halaman Museum Mandala Dirgantara, Yogya. Pesawat registrasi TT-1015 mewakili teman-temannya untuk dapat dilihat keperkasaan semasa masih dinas aktif. Ini merupakan pesawat OV-10F Bronco bernomor ganjil yang “selamat”. Lainnya, registrasi TT-1001, 03,05,07,09,11 dan 13 telah total lost di berbagai tempat karena latihan dan tugas.
Untuk itulah pesawat Bronco TT-1015 ini dipasang logo Skadron 3, Skadron 1, unit OV-10 dan Skadron 21. Inilah satu-satunya pesawat militer TNI AU yang paling banyak berpindah domisili, paling banyak dalam penugasan dan paling lama dioperasikan (38 tahun sejak 1976 hingga 2004).